Senin, 30 Juni 2014

Penulisan Kata




Judul skripsi : KOMPARASI ANTARA PENDEKATAN OPEN-ENDED PROBLEM DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 7 MAKASSAR



A.   Kata Dasar

 

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat menarik.
Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.
Kantor pajak penuh sesak.
Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos.

Jumlah penggunaan : 5167

B.   Kata Turunan

1.
a.
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.


Misalnya:
berjalan
dipermainkan
gemetar
kemauan
lukisan
menengok
petani


Jumlah penggunaan : 2318

b.
Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.


Misalnya:
mem-PHK-kan
di-PTUN-kan
di-upgrade
me-recall

Jumlah penggunaan : 0
2.
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Misalnya:
bertepuk tangan
garis bawahi
menganak sungai
sebar luaskan

Jumlah penggunaan : 0



3.
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban

Jumlah penggunaan : 0
4.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.


Misalnya:
adipati
dwiwarna
paripurna
aerodinamika
ekawarna
poligami
antarkota
ekstrakurikuler
pramuniaga
antibiotik
infrastruktur
prasangka
anumerta
inkonvensional
purnawirawan
audiogram
kosponsor
saptakrida
awahama
mahasiswa
semiprofesional
bikarbonat
mancanegara
subseksi
biokimia
monoteisme
swadaya
caturtunggal
multilateral
telepon
dasawarsa
narapidana
transmigrasi
dekameter
nonkolaborasi
tritunggal
demoralisasi
pascasarjana
ultramodern

Catatan:
(1)
Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.

Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
(2)
Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oeh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur unsurnya dimulai dengan huruf kapital.

Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
(3)
Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.

Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
(4)
Bentuk bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti prokontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.

Misalnya:
Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yangkontra.
Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan.
(5)
Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan.

Misalnya:
taklaik terbang
taktembus cahaya
tak bersuara
tak terpisahkan

Jumlah penggunaan : 0
C.   Bentuk Ulang

1.
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya.


Misalnya:
anak-anak
mata-mata
berjalan-jalan
menulis-nulis
biri-biri
mondar-mandir
buku-buku
ramah-tamah
hati-hati
sayur-mayur
kuda-kuda
serba-serbi
kupu-kupu
terus-menerus
lauk-pauk
tukar-menukar

Catatan:
(1)
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.

Misalnya:
surat kabar
surat-surat kabar
kapal barang
kapal-kapal barang
rak buku
rak-rak buku
(2)
Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda.

Misalnya:
orang besar
orang-orang besar


orang besar-besar
gedung tinggi
gedung-gedung tinggi


gedung tinggi-tinggi
2.
Jumlah penggunaan : 72

2. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.

Misalnya:
kekanak-kanakan
perundang-undangan
melambai-lambaikan
dibesar-besarkan
memata-matai

Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Misalnya:
Pemerintah sedang mempersiapkan rancanganundang2 baru.
Kami mengundang orang2 yang berminat saja.
Mereka me-lihat2 pameran.
Yang ditampilkan dalam pameran itu adalah buku2terbitan Jakarta.
Bajunya ke-merah2-an

Jumlah penggunaan : 0
D.   Gabungan Kata
1.
Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.

Misalnya:
duta besar
model linear
kambing hitam
orang tua
simpang empat
persegi panjang
mata pelajaran
rumah sakit umum
meja tulis
kereta api cepat luar biasa

Jumlah pengguanaan : 17
2.
Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.



Misalnya:
anak-istri Ali
anak istri-Ali
ibu-bapak kami
ibu bapak-kami
buku-sejarah baru
buku sejarah-baru

Jumlah penggunaan : 0
3.

Misalnya :

akhirulkalam
dukacita
Saptamarga
alhamdulillah
halalbihalal
Saputangan
apalagi
hulubalang
Saripati
astagfirullah
kacamata
sebagaimana
bagaimana
kasatmata
Sediakala
barangkali
kepada
Segitiga
beasiswa
kilometer
Sekalipun
belasungkawa
manakala
Sukacita
bilamana
manasuka
Sukarela
bismillah
matahari
Sukaria
bumiputra
padahal
Syahbandar
daripada
peribahasa
Waralaba
darmabakti
perilaku
Wiraswata

3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.

Jumlah penggunaan : 33


E.    Suku Kata

1.
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

a.
Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.


Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at

Jumlah penggunaan : 0

b.
Huruf diftong aiau, dan oi tidak dipenggal.


Misalnya:
pan-dai
au-la
sau-da-ra
am-boi

Jumlah penggunaan : 0

c.
Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.


Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah

Jumlah penggunaan : 0

d.
Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.



Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
swas-ta

Jumlah penggunaan : 0

e. Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya :
ul-tra
in-fra
ben-trok
in-stru-men







Catatan :

(1)
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.

Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup
(2)
Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu huruf (vokal) di awal atau akhir baris.

Misalnya:
itu
i-tu
setia
se-ti-a


Jumlah penggunaan : 0


2.  Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara bentuk dasar dan imbuhan atau partikel itu.
Misalnya:         
ber-jalan
mem-bantu
di-ambil
ter-bawa
per-buat
makan-an
letak-kan
me-rasa-kan
pergi-lah
apa-kah
per-buat-an
ke-kuat-an

Catatan :
(1)
Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.





Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai
me-nya-pu
me-nge-cat
pe-no-long
pe-mi-kir
pe-nga-rang
pe-nye-but
pe-nge-tik
(2)
Akhiran -i tidak dipisahkan pada pergantian baris. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab III, Huruf E, Butir 2.)
(3)
Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.

Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk
(4)
Pemenggalan tidak dilakukan pada suku kata yang terdiri atas satu vokal.

Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan ....
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau ambil makanan itu.

Jumlah penggunaan : 0

3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya :
bio-grafi
bi-o-gra-fi
bio-data
bi-o-da-ta
foto-grafi
fo-to-gra-fi
foto-kopi
fo-to-ko-pi
intro-speksi
in-tro-spek-si
intro-jeksi
in-tro-jek-si
kilo-gram
ki-lo-gram
kilo-meter
ki-lo-me-ter
pasca-panen
pas-ca-pa-nen
pasca-sarjana
pas-ca-sar-ja-na

Jumlah penggunaan : 0

4. Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah). Unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisahkan.

Jumlah penggunaan : 0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar